Setiap hari, Devi menyaksikan kesakitan yang tak tertahankan pada wajah Ayahnya yang tersiksa oleh tumor ganas di rongga mulut. Sebagai anak tunggal, ia tidak punya pilihan selain menjalani berbagai pekerjaan serabutan dan menjadi kuli bangunan, hanya untuk mencukupi kebutuhan hidup Ayahnya yang semakin teramatkan oleh penyakitnya. Bahkan, keadaan ekonomi yang buruk memaksa Devi harus berpisah dengan sang istri.
Devi bergulat dengan segala keterbatasannya, menerima pekerjaan apa pun yang bisa ia dapatkan, bahkan jika itu hanya sebagai kuli bangunan dengan upah harian yang tidak mencukupi. Meskipun pernah mencoba bekerja sebagai buruh pabrik kontrak, namun hasilnya tidaklah menentu. Kini, ia harus berjuang dengan keras hanya untuk memastikan Ayahnya bisa mendapatkan perawatan yang layak.
Awalnya, Ayahnya, Asmita, hanya mengeluh sakit gigi yang dideritanya sekitar empat bulan yang lalu. Namun, kondisinya semakin memburuk seiring dengan pertumbuhan tumor di mulutnya yang semakin besar. Wajahnya yang terdistorsi membuat mata kanannya menonjol keluar, dan penderitaannya semakin diperparah dengan kehilangan penglihatan.
Devi terpaksa harus menjadi tulang punggung keluarganya, berjuang tanpa kenal lelah demi kesembuhan Ayahnya yang masih belum mampu kembali bekerja. Dengan ibunya yang hanya seorang ibu rumah tangga, beban hidup mereka semakin berat. Namun, berkat dukungan dan bantuan donasi dari orang-orang baik, Devi dan keluarganya bisa sedikit lega. Setiap sumbangan dana yang terkumpul telah digunakan untuk biaya pengobatan Ayah Asmita dan kebutuhan sehari-hari keluarganya.
Melalui pesan terima kasihnya, Devi dan tim Call To Action menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga atas dukungan dan perhatian yang telah diberikan. Semoga setiap bantuan yang diberikan dapat menjadi anugerah bagi keluarga mereka.
0 Comments