Di sebuah desa yang jauh dari hiruk-pikuk perkotaan, hiduplah seorang ibu rumah tangga bernama Bu Saenah. Meskipun usianya telah mencapai 41 tahun, namun beban hidupnya terasa begitu berat seperti gulungan batu besar yang terus bergulir di pundaknya.


Kisah tragis dimulai ketika Bu Saenah masih seorang anak kecil berusia enam tahun. Ia ditinggalkan oleh orangtuanya dan harus hidup di bawah asuhan uwan-nya. Namun, uwan yang baik hati itu tidak bisa membantunya ketika penyakit mulai menyusup ke dalam tubuh kecilnya. Sakit yang terus-menerus menghantui dada Bu Saenah membuatnya mencari bantuan medis, namun biaya yang mahal membuatnya terpaksa menahan rasa sakit dengan hanya diberi obat salep.

Setelah bertahun-tahun, benjolan di dadanya semakin membesar dan akhirnya Bu Saenah menjalani operasi pengangkatan. Namun, kesembuhannya hanya bertahan sesaat. Benjolan muncul kembali, kali ini dengan rasa sakit yang lebih hebat dan payudaranya sudah bernanah. Itulah ketika dia didiagnosis menderita kanker payudara.

Di samping perjuangan melawan penyakit yang merusak tubuhnya, Bu Saenah juga harus menghadapi pahitnya pengabaian dari ayahnya sendiri. Ayahnya yang mengetahui kondisi kesehatannya bahkan tidak pernah menyapanya, menyisakan luka yang dalam di hati Bu Saenah. Namun, di tengah kegelapan itu, ia menemukan cahaya dalam sosok suaminya, Pak Baban, seorang tukang pacul yang berdedikasi.

Pak Baban berjuang tanpa kenal lelah untuk mendapatkan biaya pengobatan Bu Saenah, meskipun penghasilannya hanya cukup untuk menyambung hidup sehari-hari. Di samping itu, mereka juga memiliki seorang anak bernama Husnudin, yang dengan penuh tanggung jawab bergantian merawat ibunya dan mencari penghasilan sebagai kuli bangunan.

Kisah Bu Saenah adalah cermin dari perjuangan seorang wanita dan cinta yang tak terbatas dari keluarganya. Meskipun hidupnya terasa begitu berat dan penuh cobaan, namun ia terus berusaha dan bertahan. Dan ketika pertolongan dari orang-orang baik tiba kami tim Call to Action segera menyalurkan dari apa yang dititipkan oleh para donatur, Bu Saenah dan keluarganya tidak bisa mengucapkan terima kasih yang cukup. Semoga kebaikan yang telah diberikan kepada mereka akan mendapat balasan yang berlipat ganda.

0 Comments