Harapan di Tengah Keterbatan: Kisah Panti Samiyah dan Anak-anak Tak Beruntung

“Dek Aksana harusnya dirawat di ICU tapi ga ada biaya karna di panti juga ada 10 bayi lainnya” tutur bu Siti sebagai pengelola panti. Dengan segala keterbatasan Panti Samiyah menjadi tempat ‘penyelamatan’ bagi 43 anak-anak tak beruntung. Mulai dari ditelantarkan sejak lahir, sampai yatim piatu dan ditolak oleh keluarga besarnya. 

Nasib kurang baik dialami bayi Aksana, tiga hari setelah lahir ia diserahkan orang tuanya ke pihak panti pada pukul dua dini hari. Sekarang Aksana genap empat bulan di panti asuhan.  Sejak ditelantarkan bayi ini selalu terlihat ceria, tapi sudah satu bulan ia sering batuk dan sesak napas hingga harus menggunakan alat bantu. Infeksi paru-paru juga membuat Aksana sulit makan jadi harus diinfus dan menggunakan selang NGT juga.

Ibu Siti sebagai pengelola selalu berusaha agar Dek Aksana kembali ceria dan menggemaskan. Tapi kondisi Aksana kian hari semakin memburuk. Semestinya ia dirawat di ruangan ICU, namun karena kemampuan ekonomi panti asuhan tak mampu menanggung biayanya.

Selain perlu perawatan yang intensif dalam kondisi kritis, Dek Aksana juga kekurangan kebutuhan dasar, belum lagi dengan 42 anak lainnya yang 10 diantaranya seumuran Dek Aksana yang masih bayi. Bu Siti dan suaminya hanya ingin menggantikan dan memberikan hak-hak anak tak berdosa ini. Tujuannya sederhana, tapi ada tanggung jawab yang besar. 

Berkat bantuan dari teman-teman kami tim Call To Action sudah menyalurkan bantuan tersebut dari semua yang sudah menyisihkan sedikit banyaknya rezeki untuk membantu anak-anak bayi di panti asuhan, khususnya untuk De Aksana yang Alhamdulillah sekarang sudah mulai membaik, akan tetapi tetap harus tetap kontrol satu minggu sekali. Bantuan dari teman-teman semua sangat berarti bagi mereka, terima kasih banyak semoga semua perbuatan dibalas oleh Allah SWT.

0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Share this post :