Merantau ke kota kembang, agar bisa mencukupi kebutuhan keluarganya, pak mizan seorang disabilitas asal tegal yang selalu bersemangat mencari nafkah demi memenuhi kebutuhan keluarga.
Beliau lahir dengan kondisi tubuh yang kurang sempurna (difabel), kondisi tubuhnya kecil pendek dan kaki kiri pendek, serta tangan kirinya yang hanya memiliki 4 jari saja tidak seperti orang pada umumnya. pak mizan merantau ke bandung untuk berjualan kopi dan jajanan lainnya di pinggir pasar sejak usianya 25 tahun sampai sekarang sudah berusia 45 tahun, ia berjualan hingga malam hari, ditemani gerobak dorong yang sudah usang.
Pa mizan tinggal dengan istri dan ke 2 anaknya, di dalam 1 rumah kontrakan yang seadanya, pak mizan pernah nunggak bayar kontrakan selama 3 bulan, karena tidak ada uang untuk membayar tagihan kontrakkan nya dan tidak punya modal untuk berjualan.
Selama beraktivitas, pak mizan selalu menggunakan motor roda 2 yang sudah ia dimodifikasi sendiri, menjadi motor roda 3, untuk mengantar anaknya sekolah dan belanja untuk kebutuhan di gerobak warung kecil yang ia punya.
Penghasilan dalam 1 hari ia berjualan tidak tentu, pak mizan pernah mendapatkan uang 20 ribu saja, dalam 1 hari berjualan karena sepi pembeli, dan ia hanya bisa membawa pulang uang 20 ribu saja. Beliau juga pernah ditipu oleh orang yang tidak bertanggung jawab, sampai mencapai kerugian kurang lebih 200 ribu.
Sedangkan untuk bisa memenuhi kebutuhan keluarganya, dan juga untuk biaya sekolah anaknya hanya mengandalkan dari penghasilan selama berjualan dalam 1 hari, apabila penghasilannya tidak mencukupi, maka pak mizan dan istrinya memilih untuk mengupayakan agar penghasilan yang ia dapat bisa tercukupi untuk kebutuhan sehari-harinya dan juga kebutuhan sekolah anaknya.
selama 3 tahun kebelakang istrinya sering marah-marah sendiri, seperti mengamuk, lari-lari dan itu bisa terulang dalam seminggu sekali, sejak ditinggal orangtuanya meninggal dunia, dan kalau sudah kambuh seperti itu biasanya didiamkan saja sampai kondisinya stabil lagi, istrinya juga suka kejang sampai sekarang diduga seperti epilepsi dan juga ODMK,
Kedua anaknya pak mizan sekolah, anak pertamanya kelas 1 SMP dan anak keduanya kelas 4 SD, istrinya tidak bekerja hanya seorang ibu rumah tangga saja. Dan untuk biaya sekolah anak-anaknya pun hanya mengandalkan dari penghasilan pak mizan. Dan pak mizan memiliki kebutuhan untuk kehidupan sehari-harinya, dan juga untuk kebutuhan atau keperluan sekolah anak-anaknya.
Alhamdulillah dari apa yang teman-teman donatur berikan untuk keluarga Pak Mizan, kami tim Call To Action sudah menyalurkan bantuan tersebut kepada keluarga penerima manfaat, semoga dari apa yang diberikan menjadi hal yang bermanfaat untuk keluarga dan bagi pemberi manfaat mendapat pahala yang sebesar-besarnya dari Allah SWT.
0 Comments