Cahaya Harapan di Hari Tua

Bu Yeti, seorang janda berusia 50 tahun, menjalani kehidupan yang penuh dengan tantangan. Ia berjuang keras untuk menghidupi dirinya sendiri dan ibunya yang lumpuh, di tengah kesendirian di hari tua. Tiap hari, ia menghadapi perjuangan yang tiada henti, berjalan puluhan kilometer untuk menjajakan jajanan demi sedikit penghasilan. Meskipun hasilnya minim, ia tetap berusaha keras, hanya untuk bisa memberikan makanan seadanya bagi dirinya dan ibunya.

Tidak hanya itu, Bu Yeti juga harus merawat Bu Zubaedah, ibunya yang lumpuh selama hampir delapan tahun. Menyaksikan ibunya yang rentan dan tak berdaya, Bu Yeti tidak kenal lelah dalam merawatnya, membawanya ke sana-sini dengan tulus, meskipun harus digendong.

Kisah pilu Bu Yeti semakin memilukan ketika ia harus menghadapi perlakuan tidak adil dari saudara-saudaranya sendiri. Mereka tidak hanya membencinya, tetapi juga ingin mengusirnya dari rumah orang tuanya demi memperebutkan harta warisan. Bahkan, mereka nekat menjual harta dan sawah orang tua mereka.

Gambar

Namun, di tengah kegelapan itu, ada cahaya harapan yang menyala. Bu Yeti tidak pernah menyerah, terus berharap bisa tetap sehat agar bisa terus berjualan untuk menghidupi ibunya. Dia juga bermimpi untuk memiliki warung sendiri suatu hari nanti, agar bisa lebih nyaman menjalankan usahanya sambil merawat ibunya. Selain itu, dia ingin memberikan makanan bergizi dan merenovasi rumah mereka.

Dibalut dengan kebaikan dari orang-orang baik, harapan Bu Yeti semakin terang benderang. Bantuan telah tim Call To Action salurkan tidak hanya materi, tetapi juga doa-doa yang tulus. Semoga semua itu menjadi amal jariyah bagi mereka yang telah membantu, serta menjadi pijakan untuk perjalanan hidup Bu Yeti dan Bu Zubaedah ke arah yang lebih baik.

Gambar

0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Share this post :